PRAKATA

Selamat siang sahabat. Sahabat pernah mendengar istilah "Polyglot"? Saya yakin sahabat semua pasti paham betul apakah polyglot itu. Belakangan ini, "virus poliglot' seolah menyebar dengan sangat cepat ke berbagai penjuru dunia, dibuktikan dengan banyaknya para pembelajar bahasa asing dan para penutur bahasa asing yang bahkan tidak jarang seseorang bisa bercakap dalam beberapa bahasa sekaligus dengan cukup fasih.

Sebenarnya, seberapa perlu sih belajar bahasa asing itu? Jadi begini. Secara umum saja, kita semua tahu bahwa tidak ada ilmu yang tidak ada gunanya. Betul kan? πŸ˜…πŸ˜…πŸ˜… Begitupun juga ilmu bahasa. Kita semua tahu betul bahwa kemajuan teknologi dan informasi begitu pesat dewasa ini, sehingga hubungan antara manusia dari berbagai belahan dunia sama sekali bukanlah hal yang mustahil. Akan terlihat agak keren jika kita berbicara atau chatting dengan orang Jepang, Orang Brasil, atau Mungkin orang India, hehe (orang lain akan berpikir, sombong banget dia, sok sok chat dengan orang luar, mana pake bahasa mereka pula, kkk πŸ˜‚πŸ˜‚) . Memang sih, kita semua juga tahu bahwa Bahasa Inggris adalah bahasa internasional. Tapi, bagaimanapun saya sudah seringkali merasakan (mungkin teman teman juga pernah mengalami) bahwa beberapa orang cenderung lebih suka menggunakan bahasa mereka sendiri daripada Bahasa Inggris. Bahkan beberapa orang juga bisa saja tidak begitu fasih saat berbicara dalam Bahasa Inggris (termasuk saya sendiri πŸ˜…πŸ˜…). Bahkan kita sendiri juga kadang merasakan hal yang sama. Kita mungkin akan lebih merasa nyaman saat seseorang dari luar negeri berbicara dengan Bahasa Indonesia bahkan meski agak terbata bata daripada menggunakan Bahasa Inggris. Begitupun sebaliknya. Saat kita berusaha berbicara dalam bahasa mereka (orang luar negeri), mereka akan sangat respek, dan tidak jarang malah membantu kita belajar bahasa mereka. Eh. Kenapa malah bahas ini ya, maaf kalau agak berbelit belit dan malah keluar topik. Kebiasaan ni πŸ˜…

Kembali ke topik. Kenapa sih kita harus belajar bahasa asing? Saya akan coba jelaskan beberapa keuntungan yang akan kita dapat jika kita bisa berbahasa asing.
  1. Bisa berkenalan dan berkomunikasi dengan orang dari latar belakang negara dan bahasa yang berbeda. Bukan tidak mungkin bahwa kita suatu saat akan bertemu orang dari negara lain, bertemu saat di tempat kerja, bertemu di sekolah, bertemu di jalan, atau bisa juga sekedar berkenalan atau berteman lewat media sosial. Akan sangat mengasyikkan jika kita bisa bercakap cakap dengan mereka menggunakan bahasa mereka. Selain menjadikan percakapan kita lebih friendly dan mengakrabkan kita dengan mereka, mereka juga akan sangat senang dan respek jika tahu bahwa kita juga tengah mempelajari bahasa mereka. Contoh kecil lain, yang mungkin akan jadi penting, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah pariwisata. Semisal kita menemukan turis dari Rusia yang tersesat, dan mereka tidak tahu Bahasa Inggris. Dengan menguasai Bahasa Rusia setidaknya kita bisa membantu mereka menemukan lokasi yang mereka cari. Dan masih banyak lagi contoh yang membuktikan bahwa ilmu bahasa juga tidak bisa diremehkan.
  2. Kita bisa mengerti bahwa beberapa bahasa ternyata begitu unik. Contoh. Tahukah sahabat kalau r dan l dalam Bahasa Korea hanya diwakili oleh satu huruf saja? Satu huruf tersebut bisa berbunyi r atau l, tergantung letaknya dalam sebuah kata. Atau pernahkah sahabat mempelajari Bahasa Jepang? Dalam Bahasa Jepang, huruf "l" tidak ada. Mereka biasanya menyerap kata asing yang mengandung l dan menggantinya r. Sebagai contoh, dalam Bahasa Jepang, "Donald" dibaca sebagai "Donarudo". Dan masih banyak lagi keunikan keunikan bahasa lainnya yang juga gak kalah menarik. 
  3. Meningkatkan kualitas atau ketrampilan diri kita. Pernahkah sahabat menemukan lowongan "Dicari karyawan....Diutamakan bisa berbahasa Mandarin..." dan sebagainya?  Atau "Dibutuhkan jasa penerjemah Bahasa Jerman ..."? Seperti yang saya utarakan di atas, di zaman modern ini, dengan begitu mudahnya hubungan atau komunikasi dengan orang dari belahan negara lain, beberapa perusahaan atau instansi sengaja menyelipkan kemampuan bahasa asing untuk pekerjanya agar bisa memperluas pemasaran produknya. Contoh mudah. Misalkan kita mempunyai perusahaan mie. Kita tahu bahwa beberapa negara seperti Jepang dan Korsel juga begitu menyukai mie. Bukankah jika kita memasarkan produk kita kesana dan mencetak label dalam bahasa mereka besar kemungkinan produk kita laku? Contoh lain. Salah satu pabrikan ponsel ternama dunia, Samsung yang berasal dari Korsel, juga menyematkan bahasa untuk negara tujuan ekspor mereka, tidak terkecuali negara kita. Atau ada mungkin diantara kita yang hendak bekerja atau kuliah di luar negeri. Akan sangat kerepotan jika saat kita melamar kerja ke Korea tapi kita tidak bisa berbahasa Korea. Ehm. Kalau ke Korea tapi tidak bisa berbahasa Korea, lalu ngomongnya gimana? Mau bercakap dengan orang Korea pakai Bahasa Jawa? Nggak lah ya πŸ˜…
  4. Bisa membaca atau mengerti label suatu produk atau petunjuk penggunaan atau pengoperasian sesuatu . Mungkin sahabat agak bingung dengan point ketiga ini. Jadi gini. Contoh kecil yang sering kita temui. Pernahkah sahabat membeli sebuah perangkat elektronik? Senter misalnya. Pernahkah sahabat membaca petunjuk pengoperasiannya? (Sebenarnya loh bahkan kalau gak baca juga gapapa si, soalnya biasanya kan mudah banget petunjuk pengoperasiannya. Kebanyakan cuma kudu pencet itu itu aja. Mungkin belakangan baru bingung caari dan pahami label saat agak error πŸ˜…πŸ˜…πŸ˜…) . Saya sering banget menemukan petunjuk pengoperasian perangkat elektronik yang tertulis dalam Bahasa Jepang. Kalau kita bisa Bahasa Jepang, tentu aja akan sangat mudah memahami petunjuk tersebut. 
  5. Meningkatkan kemampuan otak. Untuk sahabat yang mungkin merasa bahwa "Halah...kamu enak belajar bahasa itu berguna, bahasa yang kupelajari lho nggak gitu...(barangkali aja ada yg berpikiran gitu πŸ˜…), nih ada riset yang dilakukan sekelompok Peneliti Swedia yang bahkan juga dimuat di The Guardian. Riset itu membuktikan bahwa mempelajari bahasa asing sangat baik bagi kesehatan otak kita. Karena udah bawa otak, maka kita akan singgung sedikit mengenai otak kita. Riset itu menyatakan bahwasanya otak kiri umumnya diyakini sebagai bagian logis dari otak dan darimana keterampilan bahasa kita berasal. Ketika kita belajar sebuah bahasa baru, secara otomatis otak akan menciptakan jalur saraf baru, yang dapat menyebabkan perubahan nyata. Orang-orang yang memiliki kemampuan fasih berbahasa lebih dari satu terbukti memiliki ingatan yang lebih baik, kreativitas yang lebih tinggi, serta lebih fleksibel secara kognitif daripada mereka yang hanya berbahasa ibu.  Studi ini juga menemukan adanya penebalan yang cukup signifikan pada area hippocampus dan otak depan (grey matter/cerebral cortex) — lapisan neuron khusus penanggung jawab kinerja memori, pemikiran, kesadaran, dan, tentu saja, bahasa — dari pelajar bahasa baru, dibandingkan dengan kelompok pelajar non-bahasa. Penebalan area otak depan ini dikaitkan dengan peningkatan memori yang lebih baik dan pemikiran yang lebih tajam. Serta dilansir dari The Time, Kemampuan bahasa yang diperoleh dini dapat menghindari Anda dari berbagai peluang kerugian di masa tua nanti. Peluang orang-orang bilingual mengalami demensia akibat usia lebih lambat 4,1 tahun daripada kelompok orang yang hanya berbahasa ibu. Selain itu, orang-orang bilingual juga dipercaya memiliki pemunduran peluang mengalami alzheimer 5,1 tahun lebih lambat daripada mereka yang hanya berbicara satu bahasa saja. Jadi gak usah khawatir untuk mereka yang merasa bahwa bahasa yang mereka pelajari tidak populer, atau jarang dipakai. Setidaknya, kita turut menjaga kesehatan otak kita lewat belajar bahasa asing.
Oke, setelah  agak panjang lebar penjelasan ini, saya berharap teman teman sekarang jadi lebih bersemangat belajar bahasa asing. Saya jadi ingat salah satu petuah orang tua yang agak populer disini. "Tuntutlah ilmu sebanyak mungkin selagi bisa, apapun ilmunya". Sekian dulu dari saya, selamat belajar bahasa asing untuk teman teman, tetap semangat, dan salam bahasa!!! 

Comments